Putera Lengkong

Hantu dalam Kepemimpinan, Efektifkah?

Hantu dalam Kepemimpinan, Efektifkah?

Ide tulisan ini berangkat dari fenomena sosial menjelang perhelatan politik di negeri ini. Sekali lagi, saya bukan pengamat politik dan tidak hendak masuk dalam ranah politik. Saya membahas ini karena fenomena tersebut relevan kita jadikan pijakan berdiskusi seputar kepemimpinan.

Sebagai leadership coach, yang kerap diminta banyak perusahaan untuk membekali dan menguji kualitas kepemimpinan di organisasinya, saya menemukan ada satu kesamaan yang lucu namun banyak dipakai di organisasi. Mirip dengan kehidupan di masyarakat dan dunia politik, yakni dimunculkannya hantu untuk menakut-nakuti.

Jika di politik, hantu itu dimunculkan sebagai musuh bersama. Biasanya berupa faham-faham yang dianggap berbahaya bagi ideologi negara. Tak usah saya sebut anda bisa menebak isme apa yang saya maksud. Anda bisa menemukannya dalam spanduk-spanduk dan poster “awas bahaya laten xxxisme”.

Sudah banyak pakar sejarah yang mematahkan bahwa isme tersebut sudah mati, sudah tidak laku bahkan di negeri pendirinya, dan tidak mungkin bangkit lagi karena sudah tidak relevan, namun tetap saja ada yang mempercayainya. Karena ada yang percaya, kemudian ada juga yang menjadikannya sebagai isu politik. Dihembuskanlah sosok ini seolah-olah ada. Tujuannya untuk menggoyang kepemimpinan yang ada, menggoyang keyakinan masyarakat, dan menggoyang status quo pada umumnya. Jika ini berhasil, mereka ambil alih kekuasaan, baik secara legal maupun lewat kudeta, menggantikan kepemimpinan yang ada.

Dalam organisasi bisnis juga berlaku strategi seperti ini. Ada yang positif, ada yang negatif. Ada yang menempatkan hantu di dalam organisasi, ada yang menempatkan di luar. Baik luar maupun dalam tentu saja hanya ada di benak tiap-tiap orang. Bukan arti denotatif.

Hantu dalam organisasi macam-macam. Misalnya: dihembuskan isu bahwa pesaing sedang menyiapkan produk baru yang lebih keren. Dihembuskanlah isu bahwa distributor pesaing menggunakan cara-cara siluman untuk menggerogoti area pemasaran. Dihembuskanlah isu bahwa akan terjadi gelombang PHK besar-besaran.

Tujuan positifnya menciptakan situasi kesiapan untuk mengantisipasi. Adanya hantu menjadikan tim semakin solid untuk menangkal invasi musuh. Adanya hantu menjadikan setiap anggota tim tercambuk untuk menaikkan skill supaya terhindar dari ancaman pecat massal. Adanya hantu menjadikan tim pemasaran semakin rajin menyambangi outlet-outlet mitra dengan pelayanan yang lebih baik.

Sebaliknya, tujuan negatif, hantu dihadirkan untuk menciptakan keresahan. Dalam keresahan, yang tidak nyaman akan keluar dari tim. Ini cara untuk menyeleksi tim berkualitas. Jika dimunculkan oleh pesaing, hantu negatif ini dimaksudkan untuk melumpuhkan semangat kerja sehingga semua lini kehilangan produktivitasnya.

Berangkat dari sana, apa yang harus anda lakukan?

Sebagai pemimpin, wajib bagi anda mengetahui manfaat dan kerugian menghadirkan hantu bagi organisasi. Jika ingin menghadirkan pastikan reaksi tim ada dalam kendali. Jangan justru jadi bola liar yang memecah tim. Jika ini terjadi, kompetitor yang senang.

Untuk memilih tim terbaik juga bisa menggunakan cara hantu ini. Isu hantu bisa untuk mendeteksi siapa anggota tim yang kritis, kebal, atau yang ikut-ikutan tanpa pendirian. Ada yang rasional, ada yang irasional.

Sebagai anggota tim, wajib bagi anda untuk peka. Saat ada sesuatu yang tidak jelas, teliti apakah itu hantu yang sengaja diciptakan untuk menguji anda dan tim. Selalu fokus pada tujuan tim dengan selalu menjaga kualitas komunikasi supaya terhindar dari goyangan isu yang tidak perlu.

Jika anda tidak berjaga, awas, sesuatu yang buruk bisa mengancam anda! (Hahaha… ini contoh ancaman hantu yang harus diuji kebenarannya)

Jika anda belum tahu bagaimana mendeteksi hantu di organisasi, anda boleh undang Leadership Coach Putera Lengkong di perusahaan anda dengan hubungi 021 2932 1243 atau 0813 1009 2248.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »
Open chat
Powered by